Jumat, 12 Juni 2015

PENGARUH PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI (SEBELAS) IPA PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI DI SMA NEGERI 3 KUNINGAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sarana dan wahana yang stategis didalam pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapat perhatian yang lebih. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk mengembangkan pendidikan di negara ini dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengoptimalkan sumber daya pendidikan yang tersedia. Tujuan umum pendidikan di masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita dapat berfungsi secara efektif di era teknologi ini.

Matematika sebagai ilmu universal mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai displin dan memajukan daya pikir manusia.[1] Seiring dengan perkembangan serta kemajuan sains dan teknologi yang semakin pesat, dunia pendidikanpun perlu mengadakan inovasi atau pembaharuan dalam berbagai bidang termasuk dalam strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu, pendidikan adalah masalah yang menarik untuk terus dikaji dan terus dikembangkan. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusia dan unsur yang paling penting atau paling menentukan keberhasilan adalah guru, karena guru harus dapat membangkitkan niat dan menyampaikan materi-materi yang lebih menarik.[2] Hal ini merupakan implikasi langsung dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang pembelajarannya menuntut kreatifitas dan usaha maksimal guru matematika.
Dwi H. Hidayanto menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas pembelajaran dan dapat ditempuh dengan cara meningkatkan pengetahuan guru tentang cara merancang metode-metode pembelajaran sehingga lebih efektif dan memiliki daya tarik.[3] Untuk meningkatkan minat siswa, guru dituntut untuk menjadikan pelajaran lebih inovatif yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara optimal, baik belajar mandiri maupun dalam pembelajaran di kelas dengan metode yang inovatif, alat peraga maupun media lainnya. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, Association for Education and Communication Technology (AECT) media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.[4] Komunikasi memegang peranan penting dalam pembelajaran. Agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui terjadi bila ada komunikasi antara guru dan siswa.
Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dan lingkungan belajarnya. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.
Dalam proses belajar mengajar peserta didik tidak hanya mempelajari hal-hal yang ada sekarang ini tetapi juga peristiwa-peristiwa masa lampau. Penyampaian materi yang berasal dari pengalaman nyata, membutuhkan media pembelajaran untuk menyampaikannya. Pengalaman nyata merupakan cara pengajaran yang efektif karena dapat mengikutsertakan semua indera manusia. Peserta didik akan memperoleh pengertian secara langsung dan ikut berpartisipasi di dalam kegiatan yang sedang dibicarakan. Informasi yang diberikan kepada peserta didik lebih banyak tinggal dalam pikiran mereka, apabila lebih banyak indera yang dirangsang. Makin banyak indera yang dirangsang, maka semakin banyak pula informasi yang diterima.[5]
Namun, pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang prestasi belajarnya menurun atau dibawah KKM, hal itu dikarenakan dikarenakan materinya yang masih abstrak dan guru kurang mampu mengkontekstualkan dengan kehidupan sehari-hari. Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran juga masih cenderung kurang karena peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Akibatnya, peserta didik merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung dan standar kompetensi yang diharapkan tidak tercapai.
Melihat kondisi diatas tentunya sudah menjadi tanggung jawab guru untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi para peserta didik dengan menggunakan media yang bisa menarik perhatian dan membangkitkan motivasi mereka untuk belajar, salah satunya adalah dengan menggunakan media CD Interaktif.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu bentuk pengajaran dengan pendekatan yang dapat menimbulkan interaksi aktif antara guru dengan peserta didik. Jadi ada keterlibatan dalam pembelajaran yang dilakukan tidak abstrak, tidak mengharuskan peserta didik untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Salah satu alternatif yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah penggunaan media CD interaktif sebagai sumber belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat judul dalam penelitian ini yaitu: Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Dengan Menggunakan CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI (Sebelas) IPA Pada Pokok Bahasan Limit Fungsi Di SMA Negeri 3 Kuningan”.

B.       Identifikasi Masalah
Mengacu pada permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka masalah penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:
1.      Adakah pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah ?
2.      Seberapa besar pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah ?
3.      Apakah pemberian pembelajaran dengan menggunakan media CD interaktif dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa di sekolah?
4.      Apakah peningkatan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan CD interaktif lebih signifikan dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional?

C.      Pembatasan Masalah
Dari sejumlah permasalah diatas, tidak mungkin permasalahan tersebut terjawab dalam satu kali penelitian. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan peneliti yang diantaranya; keterbatasan kemampuan, keterbatasan tenaga, keterbatasan waktu dan keterbatasan biaya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.
2.      Siswa yang akan di teliti adalah siswa kelas XI (sebelas) semester 2 SMA Negeri 3 Kuningan tahun ajaran 2014/2015.
3.      Materi pelajaran adalah limit fungsi.
4.      Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
5.      Hasil belajar matematika siswa diambil dari hasil tes berupa pilihan ganda yang meliputi aspek kognitif berupa pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

D.      Perumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Adakah pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah ?
2.      Seberapa besar pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah ?
3.      Apakah peningkatan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan CD interaktif lebih signifikan dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional?

E.       Tujuan Penelitian
Berorientasi dari perumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui:
1.      Untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI (sebelas) IPA di SMA Negeri 3 Kuningan.
2.      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI (sebelas) IPA di SMA Negeri 3 Kuningan.
3.      Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika siswa dengan media pembelajaran CD interaktif dengan siswa yang menggunakan metode biasa.

F.       Kegunaan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan tidak sia-sia, tentunya setiap penelitian harus memiliki kegunaan dalam penelitian tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah:
1.      Peneliti dapat mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.
2.      Penelitian ini sebagai wadah ilmu pengetahuan penulis dalam berkarya ilmu pengetahuan, disamping sebagai pengalaman yang dapat berguna sebagai bekal apabila ingin memasuki ranah  lingkungan penelitian.
3.      Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi kita guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
















BAB II
ACUAN TEORITIK
A.      Deskripsi Teoritik
1.      Media Pembelajaran
a.      Pengertian Media Pembelajaran
Muhammad mengemukakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal)[6]. Dengan demikian, didapatkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi peserta didik.
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medias yang secara harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar” dalam bahasa arab ( وسائل ) yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[7] Sedang AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi.[8]
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[9] Sehingga dapat diartikan sebagai alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.[10]
Azhar Arsyad mengartikan belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.[11] Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.[12]
Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide, foto, gambar, grafik, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[13] Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik.[14]
Proses pembelajaran memegang peranan penting untuk menciptakan peserta didik yang lebih kompeten. Oleh karena itu hal utama yang seyogyanya mendapat perhatian serius oleh para pendidik adalah menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas terdapat banyak aspek yang mempengaruhinya. Aspek tersebut meliputi: guru yang profesional, metode pengajaran, kondisi dan suasana belajar yang kondusif untuk belajar, dan penggunaan media pembelajaran.[15]
b.      Aneka Ragam Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Brets dalam Muhammad membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga ciri, yaitu: suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini Brets membuat delapan kelompok media yaitu:
1)      Media audio motion visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat. Media semacam ini paling lengkap. Jenis media termasuk kelompok ini adalah televisi, video tape dan film bergerak.
2)      Media audio still visual, yakni media yang mempunyai suara, obyeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan. Contoh: film-strip bersuara, slide bersuara atau rekaman televisi dengan gambar tak bergerak (television still recording).
3)      Media audio semi motion, mempunyai suara dan gerakan namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh. Contoh: tele-writing atau teleboard.
4)      Media motion visual, yakni media yang mempunyai gambar obyek yang bergerak. Contoh: film (bergerak) bisu (tak bersuara).
5)      Media still visual, yakni ada obyek namun tanpa ada gerakan. Contoh: film strip, gambar, microform, atau halaman cetakan.
6)      Media semi motion (semi gerak), yakni yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele autograf.
7)      Media audio, hanya menggunakan suara. Contoh: radio, telepon, audio tape.
8)      Media cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi)[16]
c.       Fungsi Media
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.[17]
Levie Lentz dalam Azhar Arsyad mengemukakan empat fungsi media pengajaran, yaitu:
1)      Fungsi Atensi, yaitu: menarik perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang ditampilkan
2)      Fungsi Afektif, yaitu: media dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik, dan peserta didik dapat menikmati pembelajaran
3)      Fungsi Kognitif, yaitu: media memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar (media visual)
4)      Fungsi Kompensatoris, yaitu: media mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks/ secara verbal.[18]
d.      Manfaat Media
Ada beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1)      Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2)      Media pengajaran dapat meningkatkan motivasi belajar
3)      Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
4)      Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.[19]
e.       Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pembelajaran
Penggunaan suatu media pembelajaran harus mempertimbangkan faktor-faktor yang menyeluruh dan umum sebagai berikut :
1)      Dana, fasilitas yang tersedia, dan waktu.
2)      Isi dan jenis pembelajaran, setiap kategori pembelajaran menuntut perilaku yang berbeda sehingga akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.
3)      Hambatan dari sisi peserta didik dengan mempertimbangkan kemampuan seperti membaca, mengetik, menggunakan komputer, dan sebagainya.
4)      Media mampu mengakomodasi penyajian stimulus, respon peserta didik, umpan balik, sehingga peserta didik memiliki kesempatan belajar/ berinteraksi sesuai kebutuhan belajar mereka secara perorangan.[20]
2.      CD Interaktif
Multimedia menurut Hackbarth adalah media berbasis komputer yang merupakan gabungan dari beberapa media dalam menyampaikan informasi berupa teks, animasi grafis, movie, video dan audio.[21] CD interaktif disebut juga hypermedia yaitu suatu penggunaan format presentasi multimedia yang meliputi teks, grafis, animasi, bentuk movie, video dan audio.[22] CD interaktif adalah istilah bagi program multimedia interaktif yang biasanya dikemas kedalam Compact Disc (CD) dan untuk menggunakannya harus menggunakan CD-Room pada komputer.[23]
Media pembelajaran interaktif (CD Interaktif) adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (peserta didik) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara akan tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon tersebut yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Media pembelajaran interaktif adalah media yang memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi). Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif.
Keuntungan CD Interaktif adalah:
a.         Mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar
b.        Jauh lebih hemat dibanding dengan media on-line
c.         Tingkat interaktifnya tinggi karena memiliki lebih banyak pengalaman belajar melalui teks, audio, video, hingga animasi kompleks.[24]
Kelemahan CD Interaktif adalah:
a.         Membutuhkan biaya yang besar.
b.        Sekolah/ tempat belajar harus dilengkapi proyektor.
c.         Dalam penggunaannya memerlukan komputer.
d.        Guru harus memiliki keahlian dalam menggunakannya.
Manfaat CD Interaktif adalah:
a.         Pembelajaran menjadi lebih menarik.
b.        Waktu pembelajaran dapat dipersingkat.
c.         Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
d.        Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
e.         Kualitas pembelajaran dapat dipersingkat.
f.         Mudah digunakan dan dapat diulang-ulang.[25]
3.      Hasil Belajar Matematika
a.      Pengertian Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika berasal dari tiga kata yaitu hasil, belajar dan matematika, yang masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sediri dan terpisah kemudian diperoleh satu makna yang utuh.  Hasil belajar menurut Abdurahman adalah kemampuan yang diperoleh setelah kegiatan belajar.[26] Hasil belajar digunakan untuk dijadikan ukuran atau kriteria untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Amatembun mengatakan bahwa hasil belajar adalah nilai aktif dari seorang siswa yang dinilai melalui teknik evaluasi, memenuhi aspek evaluasi dan dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa jauh materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.[27]
Berdasarkan dari pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang mencakup segala aspek pembelajaran.
Adapun matematika merupakan ilmu eksak yang wajib diajarkan dari jenjang pendidikan SD, SMP sampai dengan SMA. Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Perhitungan matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga banyak digunakan dalam ilmu eksak lainnya.
Pengertian matematika sendiri menurut pakarnya, A. Saeful Hamdan, dkk. dalam salah satu definisinya bahwa matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan matematika.[28]
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang digunakan untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia yang menggunakan cara bernalar deduktif maupun induktif. Berdasarkan pengertian hasil belajar dan pengertian matematika dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang mencakup segala aspek pembelajaran untuk memecahkan masalah berupa simbol dan perhitungan kuantitas, bentuk ataupun ruang.
b.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (eksternal). Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya:[29]
1)      Faktor Internal (faktor dari  dalam)
a.       Kecerdasan Siswa
Kecerdasan siswa merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar, ukuran yang menunjukan siswa tersebut cerdas yakni IQ (Intelegence Quetiont). Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi akan lebih cepat berhasil dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah. Meskipun demikian, siswa yang dikatakan memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi belum tentu bisa dikatakan berhasil dalam belajar
b.      Kesiapan Siswa
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada kesiapan belajar yang dimiliki, yakni siswa yang sudah memiliki dua hal tersebut akan lebih siap dan berhasil dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang belum akan kesiapan dalam pembelajaran.
c.       Bakat Siswa
Bakat siswa dalam belajar menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran. Karena bakat adalah dasar kemampuan siswa dalam belajar. Apabila siswa dalam pembelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
d.      Minat Belajar Siswa
Minat belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dalam belajar. Siswa akan mau untuk belajar apabila ada ketertarikan atau ada sesuatu yang diminati untuk dicapai dari apa yang dipelajari. Sehingga dengan adanya minat sebelum pembelajaran dilaksanakan siswa akan lebih semangat dan tidak merasa bosan.
2)      Faktor Eksternal (faktor dari luar)
a.       Model Penyajian Materi Pembelajaran
Hal ini lebih ditekankan pada seorang pengajar (guru) bagaimana seorang guru dalam menyajikan atau menyampaikan matei dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki dan mempunyai daya atau metode yang tepat agar dapat membantu dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
b.      Pribadi dan Sikap Guru
Pribadi dan sikap guru akan lebih memotivasi dan membantu siswa dalam pembelajaran. Karena kepribadian dan sikap guru mencerminkan keberhasilan siswa dalam belajar dan bukan hanya ditentukan dengan sumber bacaan, akan tetapi lebih dari itu dengan menggunakan contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku dan perbuatan lainnya.
c.       Suasana Pengajaran
Keberhasilan dalam belajar ditentukan pula dengan suasana pengajar yang lebih baik.
d.      Kompetensi Guru
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan lebih dari siswa, baik dari segi kompetensi maupun penampilan. Pada sistem penyampaian belajar sendiri (self learning materials), kemampuan lebih diharapkan dari seseorang guru tersebut lebih dari membimbing dan mengarahkan siswa belajar daripada kemampuannya dalam mengajar.
e.       Kondisi Masyarakat Luas
Kondisi masyarakat secara langsung akan mempengaruhi, membantu atau merusak hasil pendidikan siswa. Bila masyarakat mendukung dengan pembeljaran di sekoloah, maka masyarakat akan menjadi warna karakter para siswa atau sebaliknya, ketidaksesuaian masayarakat sekitar akan menjadi warna bagi perkembangan karakter, sikap dan cara belajar.

B.       Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau tulisan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang Hasil Belajar Matematika Siswa di Sekolah. Penelitian pertama dilakukan oleh Yan Ledisterra, mahasiswa S1 jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2012 yang berjudul Pengaruh Kemampuan Analogi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas X SMA N 1 Kuningan Kabupaten Kuningan. Dalam penelitian ini Yan Ledisterra menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif menunjukan bahwa dengan semakin tinggi tingkat kemampuan analogi siswa, maka semakin meningkat pula hasil belajar matematikanya. Hal ini dibuktikan dengan r hitung > r table (4,479 > 2,092). Hasil analisis menunjukan bahwa pengaruh kemampuan analogi (variabel x) terhadap hasil belajar matematika siswa (variabel y) yaitu sebesar 40, 07 % dan sisanya 59, 93 % ditentukan variabel lainnya.[30]
Penelitian lain yang dilakukan oleh Zaenal Arifin, mahasiswa S1 jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tabiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2012 yang berjudul Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA Islamic Center Cirebon. Dalam penelitian ini Zaenal Arifin menyimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan hipotesis menunjukan bahwa r hitung > r table (2,394 > 1,691). Dalam hal ini H0 ditolak, artinya bahwa ada pengaruh penggunaan SPPKB terhadap hasil belajar matematika siswa. Dengan nilai R = 0,385 berada antara 0,20 sampai 0,40 yang berarti SPPKB berpengaruh rendah terhadap hasil belajar matematika siswa dan pengaruhnya hanya sebesar 14,8 %. Sementara persamaan regresinya yaitu Ŷ = 44,292 + 0,436 X. Ini berarti jika tanpa penggunaan pembelajaran SPPKB maka hasil belajar matematika adalah setiap penggunaan pembelajaran SPPKB akan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa sebesar 0,436. Dengan demikian, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan pembelajaran SPPKB terhadap hasil belajar matematika siswa. Artinya semakin tinggi penggunaan SPPKB, maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika siswanya.[31]
Penelitian lain pula yang dilakukan Nur ‘Afifah, mahasiswa S1 juruan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2010 yang berjudul Pengaruh Pemberian Refleksi Tugas Pekerjaan Rumah (PR) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Operasi Bentuk Aljabar Di SMP N 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Dalam penelitian ini Nur ‘Afifah menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian refleksi tugas pekerjaan rumah (PR) terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan persamaan regresi Ŷ = 51,888 + 0.179x. dan mempunyai harga koefisien korelasi 0,851. Karena 0,851 terletak pada interval 0,800 – 1, 00 maka termasuk dalam ketagori sangat.[32]
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga penelitian diatas yang membahas mengenai kemampuan analogi, peggunaan strategi pembelajaran SPPKB, dan pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah. Sedangkan penulis disini permasalahannya mengenai pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah, sehingga terdapat perbedaan antara judul proposal dan tempat penelitian penulis sekarang dengan penulis terdahulu. Meskipun nantinya terdapat kesamaan yang berupa kutipan atau pendapat-pendapat yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, dan penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kuningan.

C.      Kerangka Pemikiran
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya prestasi belajar peserta didik. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik secara garis besar, yaitu faktor individu dan faktor sosial. Yang termasuk faktor individu antar lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi, sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, media yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. Kedua faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian hasil belajar.
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam pencapaian hasil belajar adalah media pembelajaran yang digunakan saat proses belajar mengajar berlangsung. Media pembelajaran pada prinsipnya adalah sebuah proses komunikasi, yakni proses penyampaian pesan yang diciptakan melalui suatu kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman dan sebagainya.
Dalam penyampaian materi di sebagian besar sekolah saat ini masih menggunakan sistem seperti sekolah-sekolah pada umumnya, yaitu guru menyampaikan materi di depan kelas dengan sarana papan tulis dengan kapur ataupun spidol untuk memberikan contoh atau gambaran kepada peserta didik didiknya.
Dengan penyampaian materi pelajaran seperti di disebutkan di atas, kualitas ilmu yang tersampaikan kepada peserta didik cenderung monoton, kreativitas peserta didik tidak berkembang dan suasana kelas menjadi biasa saja. Oleh karena itu sebagai inovasi dan salah satu cara untuk mendekatkan peserta didik dengan sarana teknologi informasi yaitu komputer, diperlukan adanya CD Pembelajaran yang dapat membantu kegiatan penyampaian materi kepada peserta didik. Diharapkan dengan penyampaian materi menggunakan CD Pembelajaran ini akan lebih mudah diingat karena indera para peserta didik lebih dipancing untuk semakin aktif, khususnya indera penglihatan dan pendengaran.
Dalam penelitian ini dengan menggunakan media CD Interaktif diharapkan supaya peserta didik betah, senang dan termotivasi untuk belajar di sekolah sehingga sekolah tidak lagi menjadi ruangan yang menakutkan atau menjemukan dengan berbagai tugas dan ancaman yang justru mengkooptasi kemampuan atau potensi dalam diri peserta didik. Sampai saat ini mata pelajaran matematika dikenal sebagai pelajaran yang tidak mudah untuk dipahami oleh peserta didik karena semua pelajaran matematika bersifat abstrak. Bahkan ada peserta didik yang takut dengan matematika sehingga untuk mempelajarinya saja tidak senang apalagi memahami dan menguasainya.
Di setiap sekolah-sekolah sudah terfasilitasi dengan komputer, tetapi banyak sekali guru memanfaatkan sebagai media pembelajaran dan metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga peserta didik mengalami kebosanan, maka dari itu peniliti memilih CD Interaktif sebagai media pembelajaran yang menyenangkan, tidak ada kebosanan di dalam kelas, dan mempermudah memahami sebuah materi. Sehingga hasil belajar matematika peserta didik akan meningkat.

D.      Hipotesis Penelitian
Bertolak dari teori-teori dan kerangka berpikir, seperti telah disebutkan diatas, maka dapat diduga terdapat pengaruh positif CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir seperti telah disebutkan itu pula, maka hipotesis yang akan diajukan dan akan diuji kebenarannya adalah:
H0 = Tidak ada pengaruh antara CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.
H1 = Ada pengaruh antara CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kuningan, yang beralamat di Jalan Siliwangi No 13 Kuningan. Menurut sumber staf TU SMA Negeri 3 Kuningan, banyaknya tenaga pengajar adalah 60 orang guru, sedangkan jumlah siswa XI (sebelas) seluruhnya pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 134 siswa. Adapun yang menjadi alasan mengenai pemilihan tempat penelitian ini, diantaranya adalah:
a.       Letak SMA Negeri 3 Kuningan yang dekat rumah penulis.
b.      Kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 3 Kuningan memberikan izin dan kemudahan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
c.       Keterbatasan yang dimiliki penulis baik dari segi waktu, biaya, dan kemampuan.
2.      Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian diperkirakan kurang lebih selama 3 minggu. Penelitian ini dilakukan pada pagi hari selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun waktu penelitian digambarkan pada tabel berikut:
No
Kegiatan Penelitian
Minggu
I
II
III
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
Persiapan














2
Uji Coba Instrumen
















3
Proses KBM














4
Tes Akhir dan Angket
















5
Pengumpulan Data

















6
Analisis Data dan Penyusunan Laporan














B.       Metode dan Desain Penelitian
1.      Metode Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI (sebelas) IPA SMA N 3 Kuningan, maka jenis penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat korelatif. Menurut Arikunto penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kedua variabel yang berbeda dan apabila ada, berapa erat hubungannya serta berarti atau tidaknya hubungan itu.[33]
Sesuai dengan rumusan masalah terdapat dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Variabel pertama sebagai variabel bebas adalah media pembelajaran menggunakan CD interaktif dan variabel kedua sebagai variabel terikat adalah hasil belajar siswa.
2.      Desain Penelitian
Menurut Sugiyono, desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian.[34] Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada setiap tahapan sebagai berikut:
a.       Tahap persiapan, meliputi:
1)      Memilih masalah dan judul penelitian;
2)      Studi pendahuluan;
3)      Menyusun proposal, revisi proposal sesuai dengan arahan narasumber kemudian minta ACC ke narasumber;
4)      Daftar untuk minta SK penunjukan pembimbing dan penelitian;
5)      Konsultasi dengan pembimbing dan mengajukan IPD untuk uji coba, revisi IPD dan ACC;
6)      Ke sekolah sasaran penelitian;
7)      Mengolah data hasil uji coba untuk menguji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda IPD, konsultasi ke pembimbing, revisi dan ACC pembimbing.
b.      Tahap pelaksanaan/ pengumpulan data, yaitu: menggali informasi melalui penyebaran kuesioner, mengadakan tes, dan data-data lainnya yang diperlukan dalam penelitian.
c.       Tahap pengolahan data, yang meliputi: editing data, klasifikasi data, penyusunan koding data, entri data, mnghitung data baik manual/ komputerisasi, dan menarik kesimpulan.
d.      Tahap penulisan laporan hasil penilitian, yakni menyusun laporan secara lengkap.

C.      Populasi dan Sampel Penelitian
1.      Populasi Penelitian
Menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[35] Populasi dalam penelitian ini yaitu mengambil populasi dari seluruh siswa kelas XI (sebelas) IPA SMA Negeri 3 Kuningan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 134 siswa seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Jumlah Siswa SMA Negeri 3 Kuningan di kelas XI (sebelas) tahun ajaran 2014/2015
No
Kelas
Jumlah
1
XI IPA 1
34
2
XI IPA 2
35
3
XI IPA 3
34
4
XI IPA 4
31
Jumlah
134
Sumber: Staf TU SMA N 3 Kuningan
2.      Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Arikunto[36], sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah Simple Cluster Sampling (sampel gugus sederhana). Teknik sampling ini terjadi jika populasi terdiri dari beberapa kelompok dengan karakteristik yang hampir sama, sehingga salah satu di antaranya dapat ditarik sebagai sampel.[37] Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sejumlah gugus atau kelompok sebagai sampel dan kemudian semua unsur penelitian dalam kelompok tersebut diteliti semua.[38] Dengan demikian semua subjek dalam kelompok tersebut dijadikan sebagai responden penelitian. Keuntungan penggunaan teknik sampling ini adalah tidak perlunya daftar kerangka sampling dengan segala unsur-unsurnya.

D.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses awal sampai dengan data yang diperlukan dalam penelitian dianalisis, kemudian disimpulkan. Mengingat data variabel sangat dibutuhkan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dimana data tersebut harus dapat dipercaya.
1.      Instrumen Penelitian
a.       Instrumen Tes
Instrumen penelitian menurut Arikunto adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar digunakan oleh peneliti pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis.[39] Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku peserta tes.[40] Instrumen tes yang digunakan adalah uji coba soal untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa kelas XI (sebelas) IPA SMA N 3 Kuningan pada pokok bahasan limit fungsi. Penelitian mengadakan tes dengan maksud untuk mengetahui hasil belajar siswa sementara yang mendapat pembelajaran dengan CD interaktif maupun yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif. Instrumen tes hasil belajar yang dibuat sebanyak 10 butir soal dalam bentuk pilihan ganda mengenai limit fungsi dengan lima alternatif jawaban yaitu A, B, C, D, dan E.
b.      Instrumen nontes (angket)
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.[41] Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan CD interaktif.
Penyusunan instrumen angket dibuat sebanyak 10 item pernyataan dengan lima pilihan alternatif jawaban yang disajikan dalam bentuk checklist dengan menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert alternatif jawabannya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif adalah SS=5, S=4, KS=3, TS=2, dan STS= 1 sedangkan skor untuk pernyataan negatif adalah SS=1, S=2, KS=3, TS=4, STS=5.
2.      Definisi Konseptual
a.       CD Interaktif (X)
CD Interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (peserta didik) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara akan tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon tersebut yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.
b.      Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang mencakup segala aspek pembelajaran untuk memecahkan masalah berupa simbol dan perhitungan kuantitas, bentuk ataupun ruang.
3.      Definisi Operasional
a.       CD Interaktif (X)
Media pembelajaran CD interaktif merupakan skor total yang diperoleh dari hasil pengisian tes yang dilakukan secara tertulis.
b.      Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar matematika adalah skor total yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal/ tes.
4.      Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen dibuat untuk dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyusun instrumen pengumpulan data (IPD). Penyusunan instrumen tersebut mengacu pada aspek-aspek dan indikator-indikator dari setiap variabel sebagaimana telah dikemukakan dalam BAB II tentang deskripsi teoritik. Adapun kisi-kisi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
No Butir
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam Pemecahan masalah.

Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri
Limit Fungsi
1.      Menghitung limit fungsi aljabar dan trigonometri di satu titik
1, 3, 5, 7, 9



2.      Menghitung limit fungsi aljabardan trigonometri dengan menggunakan sifat-sifat limit
2, 4, 6, 8, 10



Total
10

Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen nontes (angket)
Indikator
Jumlah Butir
No Pertanyaan
1. Ketertarikan terhadap media pembelajaran CD interaktif



3
Positif


1, 4, 6
Negatif



2. Hasil yang didapat dari media pembelajaran CD interaktif


7


2, 3, 5, 7



9, 8, 10
Total
10




5.      Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen angket dan tes hasil belajar matematika digunakan dalam penelitian, maka instrumen tersebut terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen yang baik, sehingga instrumen dapat digunakan dalam penelitian. Instrumen akan diuji cobakan pada siswa kelas XI (sebelas) IPA SMA Negeri 3 Kuningan tahun ajaran 2014/2015. Selanjutnya mereka diberikan angket juga untuk mengetahui respon terhadap media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif.
Hasil uji coba instrumen tersebut diolah untuk menguji tingkat validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya.
a.       Uji Validitas
Menurut Arikunto validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.[42]
Untuk mencari koefisien validitas alat evaluasi adalah dengan menggunakan rumus Product Moment yaitu[43]:
Hasil perhitungan rxy dibanding dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% jika rxy > rtabel maka item tersebut valid. Dalam hal ini, nilai rxy diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga kriterianya menjadi[44]:
0,80 < rxy ≤ 1,00 = validitasnya sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy ≤ 0,80 = validitasnya tinggi (baik)
0,40 < rxy ≤ 0,60 = validitasnya sedang (cukup)
0,20 < rxy ≤ 0,40 = validitasnya sangat rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 = tidak valid
b.      Uji Reliabilitas
Arifin mengungkapkan bahwa reliabilitas adalah derajat konsistensi dari suatu instrumen. Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula, tidak terpengaruh oleh situasi, pelaku dan kondisi.[45] Untuk alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel. Untuk reliabilitas soal angket menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu[46]:

Ketengan:
R11 = koefisien reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir soal
 = jumlah varians skor butir soal
 = varians skor total
Sedangkan untuk menghitung varians item digunakan rumus[47]:
Keterangan:
Xi = skor tiap butir soal
N = banyaknya sampel
Hasil perhitungan r11 diinterpretasikan dengan rtabel Product moment dengan taraf signifikan 5% jika r11 > rtabel maka item tersebut reliabel. Dalam hal ini, nilai r11 diartikan sebagai koefisien reliabilitas, sehingga kriterianya menjadi:
0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 = sangat tinggi
0,60 ≤ r11 ≤ 0,80 = tinggi
0,40 ≤ r11 ≤ 0,60 = sedang (cukup)
0,20 ≤ r11 ≤ 0,40 = rendah
0,00 ≤ r11 ≤ 0,20 = sangat rendah
Sedangkan untuk menghitung reliabilitas isntrumen tes digunakan rumus KR-20[48] yaitu:
Dengan keterangan:
 = reliabilitas soal
K = banyak butir soal
Vt = Varians total
P = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
P =
q =
c.       Pengujian Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal dilakukan dengan cara melihat proporsi yang benar untuk soal tersebut. Tingkat kesukaran bisa dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut indeks kesukaran. Menurut Arifin perhitungan indeks kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal.[49] Tingkat kesukaran butir soal instrumen dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus[50]:
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
 = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N = jumlah seluruh peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan adalah[51]:
IK = 0,00              = soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 = soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 = soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 = soal mudah
IK = 1,00              = soal terlalu mudah
d.      Pengujian Daya Beda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal dapat membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi.[52] Sedangkan menurut Erman daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara tes yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan tes yang tidak dapat menjawab soal tersebut.[53] Daya pembeda butir soal instrumen dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus[54]:
DP =
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA =  = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =  = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah[55]:
DP ≤ 0,00 = sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 = baik
0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat baik

6.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.       Angket
Menurut Arikunto angkat atau operasional sejumlah pertanyaan tertulis atau penyataan yang harus digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.[56] Adapun angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah ada jawabannya, sehingga respoden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Jadi, responden responden hanya mengisi angket dengan jawaban yang tersedia.[57] Dalam hal ini, penulis membuat sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
b.      Tes
Tes adalah serentetan pertanyaa atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemmapuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[58] Dalam instrumen tes ini, penulis melakukan tes sebanyak satu kali yaitu sesudah perlakuan (post­-test) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan limit fungsi setelah mengikuti mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif.

E.       Teknik Pengumpulan Data
Setelah penelitian terkumpul, data diolah untuk menemukan jawaban atas persoalan pokok yang telah dirumuskan. Masalah pada penelitian ini adalah menguji ada tidaknya pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan limit fungsi. Langkah-langkah pengolahan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1.      Uji Normalitas
Untuk menguji kenormalan distribusi, penulis menggunakan rumus chi-kuadrat (X2). Adapun rumus chi-kuadrat menurut adalah sebagai berikut[59]:
X2 = ∑
Keterangan:
Fe = frekuensi harapan
F0 = frekuensi pengamatan
Menentukan normalitas yaitu dengan cara, sebagai berikut:
a.       Jika X2Hitung > 0,05, maka data berdistribusi normal
b.      Jika X2Hitung < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
Jika datanya menunjukan berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya menguji homogenitas.
2.      Uji Homogenitas
Uji homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian bervarian homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keragaman data dalam penelitian. Metode yang digunakan untuk menguji sebaran data homogen atau tidaknya dengan menggunakan rumus homogetias varians[60] sebagai berikut:
Sx2 =
Sy2 =
Mencari Fhitung dengan rumus:
F =
Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, dengan:
Untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1
Untuk varians terkecil adalah dk penyebut n-1
JikaFhitung < Ftabel, berarti homogeny
JikaFhitung > Ftabel, berarti tidak homogeny
Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.[61]
3.      Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mendapatkan bahwa hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Untuk uji hipotesis digunakan rumus[62]:
thitung =
Keterangan:
t = distribusi student
r = koefisien korelasi
N = Number of case
Dengan kaidah pengujian:
Jika thitung > ttabel maka signifikan
Jika thitung ≤ ttabel maka tidak signifikan
Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis ialah jika H0 ditolak H1 diterima jika harga thitung > ttabel.




F.       Hipotesis Statistik
Hipotesis:
H0 = y = 0
H1 = y  > 0
Keterangan:
Y = hasil belajar matematika
X = CD interaktif
y = koefisien relasi antara Y dengan X























DAFTAR PUSTAKA
‘Afifah, Nur. 2010. Pengaruh Pemberian Refleksi Tugas Pekerjaan Rumah (PR) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Operasi Bentuk Aljabar Di SMP N 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Amatembun. Manajemen Kelas: Penuntun Guru dan Calon Guru. Bandung: IKIP
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arifin, Zaenal. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA Islamic Center Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran.  Jakarta: Raja Grafindo Persada
Arsyad. 2011. Media Pembelajaran Cet 14. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bagus, Mantra Ida. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baskoro, Edi Prio dan Ahmad Mabruri Wihaskoro. 2013. Model Evaluasi Pembelajaran. Belum Diterbitkan
Denim, Sudarman. 2010. Media Komunikasi Pendidikan Cet 3.  Jakarta: Bumi Aksara
Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI
Hamdan, A. Saeful dkk. 2008. Matematika 1. Surabaya: LAPIS-PGMI
Hidayanto, Dwi H.. Penenlitian Upaya Pengembangan Profesionalitas Guru
Ibrahim dan Suparni. 2008. Strategi pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Sukses Offset
Ledisterra, Yan. 2012. Pengaruh Kemampuan Analogi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas X SMA N 1 Kuningan Kabupaten Kuningan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Muhammad, A. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Muhammad, A. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar Cet 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: t.p
Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rivai, Ahmad dan Sujana, Nana. 1989. Teknologi Pendidikan. Bandung: Sinar baru Olgesindo
Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 19. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Usman, dkk. 2002. Media Pembelajaran cet 1. Jakarta: Ciputat Press
Usman, M. Basyiruddin, dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
W, Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Winarno ,dkk. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Genius Prima Media Cet 1
file:///J:/uji-homogenitas.html diakses pada tanggal 21 Juni 2014 pukul 20: 47 WIB
http: //www.indodaf.com/2008/11/16 diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 11: 30 WIB
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/pengertian-desain-penelitian.html diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 20: 30 WIB
www. Touchme-mediasolution.com/CD-Interaktif diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 10: 30 WIB
Y2n, Media Interaktif, http.//endonesa.wordpress.com/ ajaran-pembeljran/ media interaktif/ 2008/ 11/16 diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 10: 35 WIB



[1] Ibrahim dan Suparni. 2008. Strategi pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Sukses Offset., hal. 35
[2] Rivai, Ahmad dan Sujana, Nana. 1989. Teknologi Pendidikan. Bandung: Sinar baru Olgesindo., hal. 113
[3] Dwi H. Hidayanto. Penenlitian Upaya Pengembangan Profesionalitas Guru., hal. 20
[4] M. Basyiruddin Usman, dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press., hal. 11
[5] Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 19. Jakarta: Raja Grafindo Persada., hal 5
[6] A Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo,. Hal. 89
[7] Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran.  Jakarta: Raja Grafindo Persada., hal 3
[8] Usman, dkk. 2002. Media Pembelajaran cet 1. Jakarta: Ciputat Press., hal 1
[9] Azhar Arsyad. Op. Cit
[10] Ibid., hal 4
[11] Ibid., hal 1
[12] Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada., hal 22
[13] Sudarman Denim. 2010. Media Komunikasi Pendidikan Cet 3.  Jakarta: Bumi Aksara., hal 4
[14] Ibid., hal 7
[15] Ibid., hal 2
[16] A Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar Cet 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo., hal 19
[17] Arsyad. 2011. Media Pembelajaran Cet 14. Jakarta: Raja Grafindo Persada., hal 15-16.
[18] Arsyad. 2003. Op. Cit., hal 16-17
[19] Ibid., hal 26-27
[20] Arsyad. 2011. Op. Cit., hal 68-69
[21]Winarno ,dkk. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Genius Prima Media Cet 1,. Hal. 6
[22] Ibid
[23] www. Touchme-mediasolution.com/CD-Interaktif diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 10: 30 WIB
[24] Y2n, Media Interaktif, http.//endonesa.wordpress.com/ ajaran-pembeljran/ media interaktif/ 2008/ 11/16 diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 10: 35 WIB
[25] http: //www.indodaf.com/2008/11/16 diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 11: 30 WIB
[26] Mulyono Abdurahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta., hal. 37
[27] Amatembun. Manajemen Kelas: Penuntun Guru dan Calon Guru. Bandung: IKIP., hal. 272
[28] Hamdan, A. Saeful dkk. 2008. Matematika 1. Surabaya: LAPIS-PGMI
[30] Yan Ledisterra. 2012. Pengaruh Kemampuan Analogi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas X SMA N 1 Kuningan Kabupaten Kuningan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, hal. 71
[31] Zaenal Arifin. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA Islamic Center Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, hal. 79-80
[32] Nur ‘Afifah. 2010. Pengaruh Pemberian Refleksi Tugas Pekerjaan Rumah (PR) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Operasi Bentuk Aljabar Di SMP N 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, hal 84-85
[33] Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, hal. 270
[35] Suharsimi Arikunto. Op. Cit., hal. 130
[36] Ibid., hal. 131
[37] Gulo,W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia., hal. 93
[38]Mantra Ida Bagus. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., hal. 119
[39] Suharsimi Arikunto. Op. Cit., hal. 160
[40] Edi Prio Baskoro dan Ahmad Mabruri Wihaskoro. 2013. Model Evaluasi Pembelajaran. Belum Diterbitkan. Hal. 28-29
[41] Suharsimi Arikunto. Op. Cit., hal 151
[42] Suharsimi Arikunto. Op. Cit., hal. 168
[43] Edi Prio Baskoro dan Ahmad Mabruri Wihaskoro. Op. Cit., hal. 95
[44] Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI., hal. 131
[45] Zaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya., hal. 258
[46] Suharsimin Arikunto. Op. Cit., hal 196
[47] Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia., hal. 48
[48] Edi Prio Baskoro dan Ahmad Mabruri Wihaskoro. Op. Cit., hal. 107
[49] Zaenal Arifin. Op. Cit., hal 266
[50] Ibid., hal. 272
[51] Erman. Op. Cit., hal. 170
[52] Arifin. Op. Cit., hal 273
[53] Erman. Op. Cit., hal. 159
[54] Suharsimi, Arikunto. Op. Cit., hal. 213
[55] Erman. Op. Cit., hal. 160-161
[56] Suharsimi, Arikunto. Op. Cit., hal. 151
[57] Ibid., hal 151
[58] Ibid., hal. 150
[59] Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta., hal. 57
[60] file:///J:/uji-homogenitas.html diakses pada tanggal 21 Juni 2014 pukul 20: 47 WIB
[61] Duwi Priyatno. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: t.p., hal. 76
[62] Sambas Ali Muhidin & Maman Abdurahman. 2011. Analisis Korelasi, Regresi, & Jalur Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia, hal. 163

Tidak ada komentar:

Posting Komentar