BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan suatu
bangsa. Pendidikan adalah sarana dan wahana yang stategis didalam pengembangan
sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapat perhatian yang
lebih. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk
mengembangkan pendidikan di negara ini dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan mengoptimalkan sumber daya pendidikan yang tersedia.
Tujuan umum pendidikan di masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita dapat
berfungsi secara efektif di era teknologi ini.
Matematika
sebagai ilmu universal mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai displin dan memajukan daya pikir manusia.[1]
Seiring dengan perkembangan serta kemajuan sains dan teknologi yang semakin
pesat, dunia pendidikanpun perlu mengadakan inovasi atau pembaharuan dalam
berbagai bidang termasuk dalam strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu,
pendidikan adalah masalah yang menarik untuk terus dikaji dan terus
dikembangkan. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusia dan
unsur yang paling penting atau paling menentukan keberhasilan adalah guru,
karena guru harus dapat membangkitkan niat dan menyampaikan materi-materi yang
lebih menarik.[2]
Hal ini merupakan implikasi langsung dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang pembelajarannya menuntut kreatifitas dan usaha maksimal guru
matematika.
Dwi
H. Hidayanto menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan
dengan memperbaiki kualitas pembelajaran dan dapat ditempuh dengan cara
meningkatkan pengetahuan guru tentang cara merancang metode-metode pembelajaran
sehingga lebih efektif dan memiliki daya tarik.[3]
Untuk meningkatkan minat siswa, guru dituntut untuk menjadikan pelajaran lebih
inovatif yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara optimal, baik belajar
mandiri maupun dalam pembelajaran di kelas dengan metode yang inovatif, alat
peraga maupun media lainnya. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, Association for Education and Communication
Technology (AECT) media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi.[4]
Komunikasi memegang peranan penting dalam pembelajaran. Agar komunikasi antara
guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat
diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar
mengajar melalui terjadi bila ada komunikasi antara guru dan siswa.
Kedudukan
media pembelajaran ada dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya untuk
mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dan lingkungan
belajarnya. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni
menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Oleh karena itu,
media pembelajaran yang digunakan harus efektif dan selektif sesuai dengan
pokok bahasan yang diajarkan.
Dalam
proses belajar mengajar peserta didik tidak hanya mempelajari hal-hal yang ada
sekarang ini tetapi juga peristiwa-peristiwa masa lampau. Penyampaian materi
yang berasal dari pengalaman nyata, membutuhkan media pembelajaran untuk
menyampaikannya. Pengalaman nyata merupakan cara pengajaran yang efektif karena
dapat mengikutsertakan semua indera manusia. Peserta didik akan memperoleh
pengertian secara langsung dan ikut berpartisipasi di dalam kegiatan yang
sedang dibicarakan. Informasi yang diberikan kepada peserta didik lebih banyak
tinggal dalam pikiran mereka, apabila lebih banyak indera yang dirangsang.
Makin banyak indera yang dirangsang, maka semakin banyak pula informasi yang
diterima.[5]
Namun,
pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang prestasi belajarnya menurun
atau dibawah KKM, hal itu dikarenakan dikarenakan materinya yang masih abstrak
dan guru kurang mampu mengkontekstualkan dengan kehidupan sehari-hari.
Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran juga masih cenderung kurang karena
peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Akibatnya,
peserta didik merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung dan standar
kompetensi yang diharapkan tidak tercapai.
Melihat
kondisi diatas tentunya sudah menjadi tanggung jawab guru untuk menciptakan
kondisi yang menyenangkan bagi para peserta didik dengan menggunakan media yang
bisa menarik perhatian dan membangkitkan motivasi mereka untuk belajar, salah
satunya adalah dengan menggunakan media CD Interaktif.
Berdasarkan
hal tersebut maka diperlukan suatu bentuk pengajaran dengan pendekatan yang
dapat menimbulkan interaksi aktif antara guru dengan peserta didik. Jadi ada
keterlibatan dalam pembelajaran yang dilakukan tidak abstrak, tidak
mengharuskan peserta didik untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi
yang mendorong peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Salah satu alternatif yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik adalah penggunaan media CD interaktif sebagai sumber belajar.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis mengangkat judul dalam penelitian ini yaitu: ““Pengaruh
Penerapan Media Pembelajaran Dengan Menggunakan CD Interaktif Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas XI (Sebelas) IPA Pada Pokok Bahasan Limit Fungsi
Di SMA Negeri 3 Kuningan”.
B.
Identifikasi
Masalah
Mengacu pada permasalahan
yang telah diungkapkan diatas, maka masalah penelitian ini diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh penerapan media pembelajaran dengan
menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah ?
2. Seberapa besar pengaruh penerapan media pembelajaran
dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di
sekolah ?
3. Apakah pemberian pembelajaran dengan menggunakan media
CD interaktif dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa di sekolah?
4. Apakah peningkatan hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan CD
interaktif lebih signifikan
dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran secara
konvensional?
C.
Pembatasan
Masalah
Dari sejumlah permasalah diatas, tidak mungkin permasalahan tersebut
terjawab dalam satu kali penelitian. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan
peneliti yang diantaranya; keterbatasan kemampuan, keterbatasan tenaga,
keterbatasan waktu dan keterbatasan biaya. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini peneliti membatasi masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Pengaruh penerapan media pembelajaran dengan
menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.
2.
Siswa yang akan di
teliti adalah siswa kelas XI (sebelas) semester 2 SMA Negeri 3 Kuningan tahun
ajaran 2014/2015.
3.
Materi pelajaran adalah limit fungsi.
4.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
5.
Hasil belajar matematika siswa diambil dari hasil tes berupa pilihan ganda
yang meliputi aspek kognitif berupa pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.
D.
Perumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Adakah pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD
interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah ?
2. Seberapa besar pengaruh penerapan media pembelajaran
dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa di
sekolah ?
3. Apakah peningkatan hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan CD
interaktif lebih signifikan
dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional?
E.
Tujuan
Penelitian
Berorientasi dari perumusan masalah
diatas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan media pembelajaran
dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
XI (sebelas) IPA di SMA Negeri 3 Kuningan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan
media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas XI (sebelas) IPA di SMA Negeri 3 Kuningan.
3. Untuk
mengetahui perbandingan hasil belajar matematika siswa dengan media
pembelajaran CD interaktif dengan siswa yang menggunakan metode biasa.
F.
Kegunaan
Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan tidak
sia-sia, tentunya setiap penelitian harus memiliki kegunaan dalam penelitian
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah:
1. Peneliti dapat mengetahui pengaruh penerapan media
pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika
siswa.
2. Penelitian ini sebagai wadah ilmu pengetahuan penulis
dalam berkarya ilmu pengetahuan, disamping sebagai pengalaman yang dapat
berguna sebagai bekal apabila ingin memasuki ranah lingkungan penelitian.
3. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan
masukan bagi kita guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
BAB II
ACUAN TEORITIK
A.
Deskripsi
Teoritik
1.
Media
Pembelajaran
a.
Pengertian
Media Pembelajaran
Muhammad
mengemukakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman
belajar agar menjadi lebih konkrit. Pengajaran menggunakan media tidak hanya
sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal)[6].
Dengan demikian, didapatkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi peserta
didik.
Kata
media berasal dari bahasa latin yaitu medias yang secara harfiah berarti
“tengah, perantara, atau pengantar” dalam bahasa arab ( وسائل ) yang berarti
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[7] Sedang
AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi
batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi.[8]
Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[9]
Sehingga dapat diartikan sebagai alat yang menyampaikan atau mengantarkan
pesan-pesan pembelajaran.[10]
Azhar
Arsyad mengartikan belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada setiap
orang sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.[11]
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain
sebagainya.[12]
Gagne
dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri
dari buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide, foto,
gambar, grafik, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[13]
Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan
oleh pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik.[14]
Proses
pembelajaran memegang peranan penting untuk menciptakan peserta didik yang
lebih kompeten. Oleh karena itu hal utama yang seyogyanya mendapat perhatian
serius oleh para pendidik adalah menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas terdapat
banyak aspek yang mempengaruhinya. Aspek tersebut meliputi: guru yang
profesional, metode pengajaran, kondisi dan suasana belajar yang kondusif untuk
belajar, dan penggunaan media pembelajaran.[15]
b.
Aneka
Ragam Media Pembelajaran
Media
pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Brets dalam
Muhammad membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga ciri, yaitu: suara
(audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini Brets membuat
delapan kelompok media yaitu:
1) Media
audio motion visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk
obyeknya dapat dilihat. Media semacam ini paling lengkap. Jenis media termasuk
kelompok ini adalah televisi, video tape dan film bergerak.
2) Media
audio still visual, yakni media yang mempunyai suara, obyeknya dapat dilihat,
namun tidak ada gerakan. Contoh: film-strip bersuara, slide bersuara atau
rekaman televisi dengan gambar tak bergerak (television still recording).
3) Media
audio semi motion, mempunyai suara dan gerakan namun tidak dapat menampilkan
suatu gerakan secara utuh. Contoh: tele-writing atau teleboard.
4) Media
motion visual, yakni media yang mempunyai gambar obyek yang bergerak. Contoh:
film (bergerak) bisu (tak bersuara).
5) Media
still visual, yakni ada obyek namun tanpa ada gerakan. Contoh: film strip,
gambar, microform, atau halaman cetakan.
6) Media
semi motion (semi gerak), yakni yang menggunakan garis dan tulisan, seperti
tele autograf.
7) Media
audio, hanya menggunakan suara. Contoh: radio, telepon, audio tape.
8) Media
cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi)[16]
c.
Fungsi
Media
Fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Penggunaan
media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media
pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.[17]
Levie
Lentz dalam Azhar Arsyad mengemukakan empat fungsi media pengajaran, yaitu:
1) Fungsi
Atensi, yaitu: menarik perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada isi
pelajaran yang ditampilkan
2) Fungsi
Afektif, yaitu: media dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik, dan
peserta didik dapat menikmati pembelajaran
3) Fungsi
Kognitif, yaitu: media memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar (media visual)
4) Fungsi
Kompensatoris, yaitu: media mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks/ secara verbal.[18]
d.
Manfaat
Media
Ada
beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:
1) Media
pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media
pengajaran dapat meningkatkan motivasi belajar
3) Media
pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
4) Media
pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.[19]
e.
Hal-Hal
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Media Pembelajaran
Penggunaan
suatu media pembelajaran harus mempertimbangkan faktor-faktor yang menyeluruh
dan umum sebagai berikut :
1) Dana,
fasilitas yang tersedia, dan waktu.
2) Isi
dan jenis pembelajaran, setiap kategori pembelajaran menuntut perilaku yang
berbeda sehingga akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula.
3) Hambatan
dari sisi peserta didik dengan mempertimbangkan kemampuan seperti membaca,
mengetik, menggunakan komputer, dan sebagainya.
4) Media
mampu mengakomodasi penyajian stimulus, respon peserta didik, umpan balik,
sehingga peserta didik memiliki kesempatan belajar/ berinteraksi sesuai
kebutuhan belajar mereka secara perorangan.[20]
2.
CD
Interaktif
Multimedia
menurut Hackbarth adalah media berbasis komputer yang merupakan gabungan dari
beberapa media dalam menyampaikan informasi berupa teks, animasi grafis, movie,
video dan audio.[21]
CD interaktif disebut juga hypermedia yaitu suatu penggunaan format presentasi
multimedia yang meliputi teks, grafis, animasi, bentuk movie, video dan audio.[22]
CD interaktif adalah istilah bagi program multimedia interaktif yang biasanya
dikemas kedalam Compact Disc (CD) dan untuk menggunakannya harus
menggunakan CD-Room pada komputer.[23]
Media
pembelajaran interaktif (CD Interaktif) adalah suatu sistem penyampaian
pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer
kepada penonton (peserta didik) yang tidak hanya mendengar dan melihat video
dan suara akan tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon tersebut
yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Media pembelajaran interaktif
adalah media yang memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi). Disebut
interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara
aktif.
Keuntungan
CD Interaktif adalah:
a.
Mampu menampilkan
multimedia dengan file lebih besar
b.
Jauh lebih hemat
dibanding dengan media on-line
c.
Tingkat interaktifnya
tinggi karena memiliki lebih banyak pengalaman belajar melalui teks, audio,
video, hingga animasi kompleks.[24]
Kelemahan CD Interaktif adalah:
a.
Membutuhkan biaya yang
besar.
b.
Sekolah/ tempat belajar
harus dilengkapi proyektor.
c.
Dalam penggunaannya
memerlukan komputer.
d.
Guru harus memiliki
keahlian dalam menggunakannya.
Manfaat CD Interaktif adalah:
a.
Pembelajaran menjadi
lebih menarik.
b.
Waktu pembelajaran
dapat dipersingkat.
c.
Proses pembelajaran
dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
d.
Pembelajaran menjadi
lebih interaktif.
e.
Kualitas pembelajaran dapat
dipersingkat.
f.
Mudah digunakan dan
dapat diulang-ulang.[25]
3.
Hasil
Belajar Matematika
a.
Pengertian
Hasil Belajar Matematika
Hasil
belajar matematika berasal dari tiga kata yaitu hasil, belajar dan matematika,
yang masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sediri dan terpisah kemudian
diperoleh satu makna yang utuh. Hasil
belajar menurut Abdurahman adalah kemampuan yang diperoleh setelah kegiatan
belajar.[26] Hasil belajar digunakan untuk dijadikan ukuran atau
kriteria untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa
sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih
baik lagi.
Amatembun
mengatakan bahwa hasil belajar adalah nilai aktif dari seorang siswa yang
dinilai melalui teknik evaluasi, memenuhi aspek evaluasi dan dapat digunakan
sebagai petunjuk seberapa jauh materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.[27]
Berdasarkan
dari pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang mencakup
segala aspek pembelajaran.
Adapun
matematika merupakan ilmu eksak yang wajib diajarkan dari jenjang pendidikan
SD, SMP sampai dengan SMA. Matematika mempunyai peranan penting dalam
kehidupan. Perhitungan matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
juga banyak digunakan dalam ilmu eksak lainnya.
Pengertian
matematika sendiri menurut pakarnya, A. Saeful Hamdan, dkk. dalam salah satu
definisinya bahwa matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan
berhubungan dengan bilangan matematika.[28]
Dari
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis
yang digunakan untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia
yang menggunakan cara bernalar deduktif maupun induktif. Berdasarkan pengertian
hasil belajar dan pengertian matematika dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang
mencakup segala aspek pembelajaran untuk memecahkan masalah berupa simbol dan
perhitungan kuantitas, bentuk ataupun ruang.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (eksternal). Adapun
faktor-faktor tersebut diantaranya:[29]
1)
Faktor Internal (faktor dari dalam)
a.
Kecerdasan Siswa
Kecerdasan siswa merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan belajar, ukuran yang menunjukan siswa tersebut cerdas
yakni IQ (Intelegence Quetiont). Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan lebih
tinggi akan lebih cepat berhasil dibandingkan dengan siswa yang memiliki
tingkat kecerdasan lebih rendah. Meskipun demikian, siswa yang dikatakan
memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi belum tentu bisa dikatakan berhasil
dalam belajar
b.
Kesiapan Siswa
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada
kesiapan belajar yang dimiliki, yakni siswa yang sudah memiliki dua hal
tersebut akan lebih siap dan berhasil dalam belajar dibandingkan dengan siswa
yang belum akan kesiapan dalam pembelajaran.
c.
Bakat Siswa
Bakat siswa dalam belajar menjadi salah satu faktor
keberhasilan dalam pembelajaran. Karena bakat adalah dasar kemampuan siswa
dalam belajar. Apabila siswa dalam pembelajaran sesuai dengan bakat yang
dimiliki, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
d.
Minat Belajar Siswa
Minat belajar merupakan salah satu faktor yang
menentukan tingkat keberhasilan dalam belajar. Siswa akan mau untuk belajar
apabila ada ketertarikan atau ada sesuatu yang diminati untuk dicapai dari apa
yang dipelajari. Sehingga dengan adanya minat sebelum pembelajaran dilaksanakan
siswa akan lebih semangat dan tidak merasa bosan.
2)
Faktor Eksternal (faktor dari luar)
a.
Model Penyajian Materi Pembelajaran
Hal ini lebih ditekankan pada seorang pengajar (guru)
bagaimana seorang guru dalam menyajikan atau menyampaikan matei dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki dan mempunyai
daya atau metode yang tepat agar dapat membantu dan meningkatkan prestasi
belajar siswa.
b.
Pribadi dan Sikap Guru
Pribadi dan sikap guru akan lebih memotivasi dan
membantu siswa dalam pembelajaran. Karena kepribadian dan sikap guru
mencerminkan keberhasilan siswa dalam belajar dan bukan hanya ditentukan dengan
sumber bacaan, akan tetapi lebih dari itu dengan menggunakan contoh-contoh yang
baik dari sikap, tingkah laku dan perbuatan lainnya.
c.
Suasana Pengajaran
Keberhasilan dalam belajar ditentukan pula dengan
suasana pengajar yang lebih baik.
d.
Kompetensi Guru
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan
seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan lebih dari siswa, baik
dari segi kompetensi maupun penampilan. Pada sistem penyampaian belajar sendiri
(self learning materials), kemampuan lebih diharapkan dari seseorang
guru tersebut lebih dari membimbing dan mengarahkan siswa belajar daripada
kemampuannya dalam mengajar.
e.
Kondisi Masyarakat Luas
Kondisi masyarakat secara langsung akan mempengaruhi,
membantu atau merusak hasil pendidikan siswa. Bila masyarakat mendukung dengan
pembeljaran di sekoloah, maka masyarakat akan menjadi warna karakter para siswa
atau sebaliknya, ketidaksesuaian masayarakat sekitar akan menjadi warna bagi
perkembangan karakter, sikap dan cara belajar.
B. Tinjauan Hasil Penelitian Yang
Relevan
Sebelum
adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau tulisan yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang Hasil Belajar Matematika
Siswa di Sekolah. Penelitian pertama dilakukan oleh Yan Ledisterra, mahasiswa
S1 jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon
tahun 2012 yang berjudul Pengaruh
Kemampuan Analogi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas X SMA N 1
Kuningan Kabupaten Kuningan. Dalam penelitian ini Yan Ledisterra
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif menunjukan bahwa dengan semakin
tinggi tingkat kemampuan analogi siswa, maka semakin meningkat pula hasil
belajar matematikanya. Hal ini dibuktikan dengan r hitung > r
table (4,479 > 2,092). Hasil
analisis menunjukan bahwa pengaruh kemampuan analogi (variabel x) terhadap
hasil belajar matematika siswa (variabel y) yaitu sebesar 40, 07 % dan sisanya
59, 93 % ditentukan variabel lainnya.[30]
Penelitian lain yang dilakukan oleh Zaenal Arifin, mahasiswa S1 jurusan
Tadris Matematika, Fakultas Tabiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2012 yang
berjudul Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA Islamic
Center Cirebon. Dalam penelitian ini Zaenal Arifin menyimpulkan bahwa
berdasarkan perhitungan hipotesis menunjukan bahwa r hitung > r table (2,394 > 1,691). Dalam hal ini H0 ditolak,
artinya bahwa ada pengaruh penggunaan SPPKB terhadap hasil belajar matematika
siswa. Dengan nilai R = 0,385 berada antara 0,20 sampai 0,40 yang berarti SPPKB
berpengaruh rendah terhadap hasil belajar matematika siswa dan pengaruhnya
hanya sebesar 14,8 %. Sementara persamaan regresinya yaitu Ŷ = 44,292 + 0,436 X. Ini
berarti jika tanpa penggunaan pembelajaran SPPKB maka hasil belajar matematika
adalah setiap penggunaan pembelajaran SPPKB akan mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa sebesar 0,436. Dengan demikian, maka terdapat pengaruh yang
signifikan antara penggunaan pembelajaran SPPKB terhadap hasil belajar
matematika siswa. Artinya semakin tinggi penggunaan SPPKB, maka semakin tinggi
pula hasil belajar matematika siswanya.[31]
Penelitian lain pula yang dilakukan Nur ‘Afifah, mahasiswa S1 juruan
Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2010 yang
berjudul Pengaruh Pemberian Refleksi Tugas Pekerjaan Rumah (PR) Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Operasi Bentuk Aljabar Di SMP
N 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Dalam penelitian ini Nur ‘Afifah
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian refleksi
tugas pekerjaan rumah (PR) terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan
dengan persamaan regresi Ŷ = 51,888 + 0.179x. dan
mempunyai harga koefisien korelasi 0,851. Karena 0,851 terletak pada interval
0,800 – 1, 00 maka termasuk dalam ketagori sangat.[32]
Berdasarkan
beberapa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga penelitian
diatas yang membahas mengenai kemampuan analogi, peggunaan strategi
pembelajaran SPPKB, dan pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) terhadap hasil
belajar matematika siswa di sekolah. Sedangkan penulis disini permasalahannya
mengenai pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif
terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah, sehingga terdapat perbedaan
antara judul proposal dan tempat penelitian penulis sekarang dengan penulis
terdahulu. Meskipun nantinya terdapat kesamaan yang berupa kutipan atau
pendapat-pendapat yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, dan penelitian ini
akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kuningan.
C.
Kerangka Pemikiran
Keberhasilan pendidikan salah
satunya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya prestasi belajar peserta didik.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik secara
garis besar, yaitu faktor individu dan faktor sosial. Yang termasuk faktor
individu antar lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi, sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain:
faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, media
yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia
serta motivasi sosial. Kedua faktor tersebut saling berinteraksi secara
langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian hasil belajar.
Salah satu faktor yang mempunyai
pengaruh cukup besar dalam pencapaian hasil belajar adalah media pembelajaran
yang digunakan saat proses belajar mengajar berlangsung. Media pembelajaran
pada prinsipnya adalah sebuah proses komunikasi, yakni proses penyampaian pesan
yang diciptakan melalui suatu kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau
informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi dapat berupa
pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman dan sebagainya.
Dalam penyampaian materi di
sebagian besar sekolah saat ini masih menggunakan sistem seperti
sekolah-sekolah pada umumnya, yaitu guru menyampaikan materi di depan kelas
dengan sarana papan tulis dengan kapur ataupun spidol untuk memberikan contoh
atau gambaran kepada peserta didik didiknya.
Dengan penyampaian materi pelajaran
seperti di disebutkan di atas, kualitas ilmu yang tersampaikan kepada peserta
didik cenderung monoton, kreativitas peserta didik tidak berkembang dan suasana
kelas menjadi biasa saja. Oleh karena itu sebagai inovasi dan salah satu cara
untuk mendekatkan peserta didik dengan sarana teknologi informasi yaitu
komputer, diperlukan adanya CD Pembelajaran yang dapat membantu kegiatan
penyampaian materi kepada peserta didik. Diharapkan dengan penyampaian materi
menggunakan CD Pembelajaran ini akan lebih mudah diingat karena indera para
peserta didik lebih dipancing untuk semakin aktif, khususnya indera penglihatan
dan pendengaran.
Dalam penelitian ini dengan
menggunakan media CD Interaktif diharapkan supaya peserta didik betah, senang
dan termotivasi untuk belajar di sekolah sehingga sekolah tidak lagi menjadi
ruangan yang menakutkan atau menjemukan dengan berbagai tugas dan ancaman yang
justru mengkooptasi kemampuan atau potensi dalam diri peserta didik. Sampai
saat ini mata pelajaran matematika dikenal sebagai pelajaran yang tidak mudah
untuk dipahami oleh peserta didik karena semua pelajaran matematika bersifat
abstrak. Bahkan ada peserta didik yang takut dengan matematika sehingga untuk
mempelajarinya saja tidak senang apalagi memahami dan menguasainya.
Di setiap sekolah-sekolah sudah
terfasilitasi dengan komputer, tetapi banyak sekali guru memanfaatkan sebagai
media pembelajaran dan metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga peserta
didik mengalami kebosanan, maka dari itu peniliti memilih CD Interaktif sebagai
media pembelajaran yang menyenangkan, tidak ada kebosanan di dalam kelas, dan
mempermudah memahami sebuah materi. Sehingga hasil belajar matematika peserta
didik akan meningkat.
D.
Hipotesis
Penelitian
Bertolak dari teori-teori dan
kerangka berpikir, seperti telah disebutkan diatas, maka dapat diduga terdapat
pengaruh positif CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir seperti telah disebutkan itu pula, maka
hipotesis yang akan diajukan dan akan diuji kebenarannya adalah:
H0 = Tidak ada pengaruh antara CD
interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa.
H1 = Ada pengaruh antara CD interaktif
terhadap hasil belajar matematika siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri
3 Kuningan, yang beralamat di Jalan Siliwangi No 13 Kuningan. Menurut sumber
staf TU SMA Negeri 3 Kuningan, banyaknya tenaga pengajar adalah 60 orang guru,
sedangkan jumlah siswa XI (sebelas) seluruhnya pada tahun ajaran 2014/2015
sebanyak 134 siswa. Adapun yang menjadi alasan mengenai pemilihan tempat
penelitian ini, diantaranya adalah:
a. Letak
SMA Negeri 3 Kuningan yang dekat rumah penulis.
b. Kepala
sekolah dan guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 3 Kuningan memberikan
izin dan kemudahan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
c. Keterbatasan
yang dimiliki penulis baik dari segi waktu, biaya, dan kemampuan.
2.
Waktu
Penelitian
Waktu
pelaksanaan penelitian diperkirakan kurang lebih selama 3 minggu. Penelitian
ini dilakukan pada pagi hari selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun
waktu penelitian digambarkan pada tabel berikut:
No
|
Kegiatan
Penelitian
|
Minggu
|
|||||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
|||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
Persiapan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Uji Coba
Instrumen
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Proses
KBM
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Tes
Akhir dan Angket
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengumpulan
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
6
|
Analisis
Data dan Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
B.
Metode
dan Desain Penelitian
1.
Metode
Penelitian
Sejalan
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan media
pembelajaran menggunakan CD interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas XI (sebelas) IPA SMA N 3 Kuningan, maka jenis penelitian yang dilakukan
adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat korelatif. Menurut Arikunto
penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara
kedua variabel yang berbeda dan apabila ada, berapa erat hubungannya serta
berarti atau tidaknya hubungan itu.[33]
Sesuai
dengan rumusan masalah terdapat dua variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini. Variabel pertama sebagai variabel bebas adalah media
pembelajaran menggunakan CD interaktif dan variabel kedua sebagai variabel
terikat adalah hasil belajar siswa.
2.
Desain
Penelitian
Menurut
Sugiyono, desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul
selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan
strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian
hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk
mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian.[34]
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada setiap tahapan sebagai berikut:
a. Tahap
persiapan, meliputi:
1) Memilih
masalah dan judul penelitian;
2) Studi
pendahuluan;
3) Menyusun
proposal, revisi proposal sesuai dengan arahan narasumber kemudian minta ACC ke
narasumber;
4) Daftar
untuk minta SK penunjukan pembimbing dan penelitian;
5) Konsultasi
dengan pembimbing dan mengajukan IPD untuk uji coba, revisi IPD dan ACC;
6) Ke
sekolah sasaran penelitian;
7) Mengolah
data hasil uji coba untuk menguji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran,
dan daya pembeda IPD, konsultasi ke pembimbing, revisi dan ACC pembimbing.
b. Tahap
pelaksanaan/ pengumpulan data, yaitu: menggali informasi melalui penyebaran
kuesioner, mengadakan tes, dan data-data lainnya yang diperlukan dalam
penelitian.
c. Tahap
pengolahan data, yang meliputi: editing data, klasifikasi data, penyusunan
koding data, entri data, mnghitung data baik manual/ komputerisasi, dan menarik
kesimpulan.
d. Tahap
penulisan laporan hasil penilitian, yakni menyusun laporan secara lengkap.
C.
Populasi
dan Sampel Penelitian
1.
Populasi
Penelitian
Menurut
Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[35]
Populasi
dalam penelitian ini yaitu mengambil populasi dari seluruh siswa kelas XI (sebelas)
IPA SMA Negeri 3 Kuningan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 134 siswa
seperti pada tabel berikut ini:
Tabel
3.2
Jumlah
Siswa SMA Negeri 3 Kuningan di kelas XI (sebelas) tahun ajaran 2014/2015
No
|
Kelas
|
Jumlah
|
1
|
XI IPA 1
|
34
|
2
|
XI IPA 2
|
35
|
3
|
XI IPA 3
|
34
|
4
|
XI IPA 4
|
31
|
Jumlah
|
134
|
Sumber: Staf TU SMA N 3 Kuningan
2.
Sampel
dan Teknik Sampling
Menurut
Arikunto[36],
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik yang digunakan
untuk menentukan sampel penelitian adalah Simple Cluster Sampling
(sampel gugus sederhana). Teknik sampling ini terjadi jika populasi terdiri
dari beberapa kelompok dengan karakteristik yang hampir sama, sehingga salah
satu di antaranya dapat ditarik sebagai sampel.[37]
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sejumlah gugus atau kelompok
sebagai sampel dan kemudian semua unsur penelitian dalam kelompok tersebut
diteliti semua.[38]
Dengan demikian semua subjek dalam kelompok tersebut dijadikan sebagai
responden penelitian. Keuntungan penggunaan teknik sampling ini adalah tidak
perlunya daftar kerangka sampling dengan segala unsur-unsurnya.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data adalah suatu proses awal sampai dengan data yang diperlukan dalam
penelitian dianalisis, kemudian disimpulkan. Mengingat data variabel sangat dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka pengumpulan data merupakan langkah yang sangat
penting dimana data tersebut harus dapat dipercaya.
1.
Instrumen
Penelitian
a. Instrumen
Tes
Instrumen
penelitian menurut Arikunto adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar digunakan oleh peneliti pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis.[39] Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga
dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku peserta tes.[40]
Instrumen tes yang digunakan adalah uji coba soal untuk mengumpulkan data hasil
belajar siswa kelas XI (sebelas) IPA SMA N 3 Kuningan pada pokok bahasan limit
fungsi. Penelitian mengadakan tes dengan maksud untuk mengetahui hasil belajar
siswa sementara yang mendapat pembelajaran dengan CD interaktif maupun yang
tidak mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif. Instrumen tes hasil
belajar yang dibuat sebanyak 10 butir soal dalam bentuk pilihan ganda mengenai
limit fungsi dengan lima alternatif jawaban yaitu A, B, C, D, dan E.
b. Instrumen
nontes (angket)
Angket
atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui.[41]
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa yang mendapat pembelajaran
matematika dengan menggunakan CD interaktif.
Penyusunan
instrumen angket dibuat sebanyak 10 item pernyataan dengan lima pilihan
alternatif jawaban yang disajikan dalam bentuk checklist dengan menggunakan skala
Likert. Dalam skala Likert alternatif
jawabannya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif adalah
SS=5, S=4, KS=3, TS=2, dan STS= 1 sedangkan skor untuk pernyataan negatif
adalah SS=1, S=2, KS=3, TS=4, STS=5.
2.
Definisi
Konseptual
a. CD
Interaktif (X)
CD
Interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dimana materi video
rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (peserta didik)
yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara akan tetapi juga
memberikan respon yang aktif, dan respon tersebut yang menentukan kecepatan dan
sekuensi penyajian.
b. Hasil
Belajar (Y)
Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang
diperoleh siswa melalui kegiatan belajar yang mencakup segala aspek
pembelajaran untuk memecahkan masalah berupa simbol dan perhitungan kuantitas,
bentuk ataupun ruang.
3.
Definisi
Operasional
a. CD
Interaktif (X)
Media
pembelajaran CD interaktif merupakan skor total yang diperoleh dari hasil
pengisian tes yang dilakukan secara tertulis.
b. Hasil
Belajar (Y)
Hasil
belajar matematika adalah skor total yang diperoleh siswa setelah mengerjakan
soal/ tes.
4.
Kisi-kisi
Instrumen
Kisi-kisi
instrumen dibuat untuk dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyusun instrumen
pengumpulan data (IPD). Penyusunan instrumen tersebut mengacu pada aspek-aspek
dan indikator-indikator dari setiap variabel sebagaimana telah dikemukakan
dalam BAB II tentang deskripsi teoritik. Adapun kisi-kisi tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel
3.3
Kisi-kisi
Instrumen Tes
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Indikator
|
No Butir
|
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam
Pemecahan masalah.
|
Menggunakan sifat limit fungsi
untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri
|
Limit Fungsi
|
1. Menghitung limit fungsi aljabar
dan trigonometri di satu titik
|
1, 3, 5, 7, 9
|
|
|
|
2. Menghitung limit fungsi aljabardan
trigonometri dengan menggunakan sifat-sifat limit
|
2, 4, 6, 8, 10
|
|
|
|
Total
|
10
|
Tabel
3.4
Kisi-kisi
Instrumen nontes (angket)
Indikator
|
Jumlah Butir
|
No Pertanyaan
|
|
1. Ketertarikan terhadap media
pembelajaran CD interaktif
|
3
|
1, 4, 6
|
Negatif
|
2. Hasil yang didapat dari media
pembelajaran CD interaktif
|
7
|
2, 3, 5, 7
|
9, 8, 10
|
Total
|
10
|
|
|
5.
Uji
Coba Instrumen
Sebelum
instrumen angket dan tes hasil belajar matematika digunakan dalam penelitian,
maka instrumen tersebut terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba ini dimaksudkan
untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat
instrumen yang baik, sehingga instrumen dapat digunakan dalam penelitian.
Instrumen akan diuji cobakan pada siswa kelas XI (sebelas) IPA SMA Negeri 3 Kuningan
tahun ajaran 2014/2015. Selanjutnya mereka diberikan angket juga untuk
mengetahui respon terhadap media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif.
Hasil
uji coba instrumen tersebut diolah untuk menguji tingkat validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya.
a. Uji
Validitas
Menurut
Arikunto validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.[42]
Untuk
mencari koefisien validitas alat evaluasi adalah dengan menggunakan rumus Product Moment yaitu[43]:
Hasil
perhitungan rxy dibanding dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%
jika rxy > rtabel maka item tersebut valid. Dalam hal
ini, nilai rxy diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga kriterianya
menjadi[44]:
0,80
< rxy ≤ 1,00 = validitasnya sangat tinggi (sangat baik)
0,60
< rxy ≤ 0,80 = validitasnya tinggi (baik)
0,40
< rxy ≤ 0,60 = validitasnya sedang (cukup)
0,20
< rxy ≤ 0,40 = validitasnya sangat rendah
0,00
< rxy ≤ 0,20 = tidak valid
b. Uji
Reliabilitas
Arifin
mengungkapkan bahwa reliabilitas adalah derajat konsistensi dari suatu
instrumen. Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika
pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang
yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula, tidak terpengaruh oleh situasi,
pelaku dan kondisi.[45]
Untuk alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel.
Untuk reliabilitas soal angket menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu[46]:
Ketengan:
R11
= koefisien reliabilitas instrumen
K
= banyaknya butir soal
Keterangan:
Xi
= skor tiap butir soal
N
= banyaknya sampel
Hasil
perhitungan r11 diinterpretasikan dengan rtabel Product moment dengan taraf signifikan
5% jika r11 > rtabel maka item tersebut reliabel.
Dalam hal ini, nilai r11 diartikan sebagai koefisien reliabilitas,
sehingga kriterianya menjadi:
0,80
≤ r11 ≤ 1,00 = sangat tinggi
0,60
≤ r11 ≤ 0,80 = tinggi
0,40
≤ r11 ≤ 0,60 = sedang (cukup)
0,20
≤ r11 ≤ 0,40 = rendah
0,00
≤ r11 ≤ 0,20 = sangat rendah
Dengan keterangan:
K = banyak butir soal
Vt = Varians
total
P = proporsi subjek
yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
P =
q =
c. Pengujian
Tingkat Kesukaran
Untuk
mengetahui tingkat kesukaran butir soal dilakukan dengan cara melihat proporsi
yang benar untuk soal tersebut. Tingkat kesukaran bisa dinyatakan dalam bentuk
angka yang disebut indeks kesukaran. Menurut Arifin perhitungan indeks
kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal.[49]
Tingkat kesukaran butir soal instrumen dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus[50]:
Keterangan:
P
= Indeks Kesukaran
N
= jumlah seluruh peserta tes
IK = 0,00 = soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 = soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 = soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 = soal mudah
IK = 1,00 = soal terlalu mudah
d. Pengujian
Daya Beda
Perhitungan
daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal dapat membedakan
peserta didik yang sudah menguasai kompetensi.[52]
Sedangkan menurut Erman daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa
jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara tes yang mengetahui
jawabannya dengan benar dengan tes yang tidak dapat menjawab soal tersebut.[53]
Daya pembeda butir soal instrumen dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus[54]:
DP
=
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta
kelompok atas
JB = banyaknya peserta
kelompok bawah
BA = banyaknya peserta
kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta
kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA =
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar
PB =
= proporsi peserta kelompok bawah yang
menjawab benar
DP ≤ 0,00 = sangat
jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 =
jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 =
cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 =
baik
0,70 < DP ≤ 1,00 =
sangat baik
6.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Angket
Menurut
Arikunto angkat atau operasional sejumlah pertanyaan tertulis atau penyataan
yang harus digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.[56]
Adapun angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dalah
kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah ada jawabannya, sehingga respoden
tinggal memilih jawaban yang tersedia. Jadi, responden responden hanya mengisi
angket dengan jawaban yang tersedia.[57]
Dalam hal ini, penulis membuat sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden.
b. Tes
Tes
adalah serentetan pertanyaa atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemmapuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.[58]
Dalam instrumen tes ini, penulis melakukan tes sebanyak satu kali yaitu sesudah
perlakuan (post-test) yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika, khususnya pada pokok bahasan limit fungsi setelah mengikuti mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Setelah
penelitian terkumpul, data diolah untuk menemukan jawaban atas persoalan pokok
yang telah dirumuskan. Masalah pada penelitian ini adalah menguji ada tidaknya
pengaruh penerapan media pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif terhadap
hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan limit fungsi. Langkah-langkah
pengolahan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji
Normalitas
Untuk
menguji kenormalan distribusi, penulis menggunakan rumus chi-kuadrat (X2).
Adapun rumus chi-kuadrat menurut adalah sebagai berikut[59]:
X2 = ∑
Keterangan:
Fe = frekuensi harapan
F0 = frekuensi pengamatan
Menentukan normalitas yaitu dengan cara,
sebagai berikut:
a. Jika
X2Hitung > 0,05, maka data berdistribusi normal
b. Jika
X2Hitung < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
Jika datanya menunjukan
berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya menguji homogenitas.
2. Uji
Homogenitas
Uji homogenitas yaitu untuk
mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian bervarian homogen atau
tidak. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keragaman data dalam
penelitian. Metode yang digunakan untuk menguji sebaran data homogen atau
tidaknya dengan menggunakan rumus homogetias varians[60] sebagai berikut:
Sx2 =
Sy2 =
Mencari Fhitung
dengan rumus:
F =
Membandingkan Fhitung dengan
Ftabel pada tabel distribusi F, dengan:
Untuk varians terbesar adalah
dk pembilang n-1
Untuk varians terkecil adalah
dk penyebut n-1
JikaFhitung < Ftabel,
berarti homogeny
JikaFhitung > Ftabel,
berarti tidak homogeny
Sebagai
kriteria pengujian, jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa varians dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.[61]
3. Uji
Hipotesis
Uji
hipotesis dilakukan untuk mendapatkan bahwa hipotesis tersebut diterima atau
ditolak. Untuk uji hipotesis digunakan rumus[62]:
thitung =
Keterangan:
t = distribusi student
r = koefisien korelasi
N = Number of case
Dengan kaidah
pengujian:
Jika thitung
> ttabel maka signifikan
Jika thitung
≤ ttabel maka tidak signifikan
Kriteria
penolakan atau penerimaan hipotesis ialah jika H0 ditolak H1
diterima jika harga thitung > ttabel.
F.
Hipotesis
Statistik
Hipotesis:
H0 =
y =
0
H1 =
y > 0
Keterangan:
Y = hasil belajar
matematika
X = CD interaktif
DAFTAR PUSTAKA
‘Afifah, Nur. 2010. Pengaruh Pemberian Refleksi Tugas Pekerjaan Rumah (PR)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Operasi Bentuk
Aljabar Di SMP N 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati
Abdurahman, Mulyono.
2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Amatembun.
Manajemen Kelas: Penuntun Guru dan Calon
Guru. Bandung: IKIP
Arifin,
Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Arifin, Zaenal. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA
Islamic Center Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati
Arsyad,
Azhar. 2003. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Arsyad.
2011. Media Pembelajaran Cet 14. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bagus, Mantra Ida. 2004. Filsafat Penelitian dan
Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baskoro,
Edi Prio dan Ahmad Mabruri Wihaskoro. 2013. Model
Evaluasi Pembelajaran. Belum Diterbitkan
Denim,
Sudarman. 2010. Media Komunikasi Pendidikan Cet 3. Jakarta: Bumi Aksara
Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Bandung: UPI
Hamdan, A. Saeful dkk. 2008. Matematika 1. Surabaya: LAPIS-PGMI
Hidayanto,
Dwi H.. Penenlitian Upaya Pengembangan
Profesionalitas Guru
Ibrahim dan Suparni. 2008. Strategi pembelajaran Matematika. Yogyakarta:
Sukses Offset
Ledisterra, Yan. 2012. Pengaruh Kemampuan Analogi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas
X SMA N 1 Kuningan Kabupaten Kuningan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati
Muhammad,
A. 2002. Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Muhammad,
A. 2008. Guru dalam Proses Belajar
Mengajar Cet 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS.
Yogyakarta: t.p
Riduwan.
2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung:
Alfabeta
Rivai,
Ahmad dan Sujana, Nana. 1989. Teknologi
Pendidikan. Bandung: Sinar baru Olgesindo
Sardiman,
1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 1. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sardiman.
2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 19. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Somantri,
Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi
Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia
Suharsimi, Arikunto.
2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Usman,
dkk. 2002. Media Pembelajaran cet 1. Jakarta: Ciputat Press
Usman,
M. Basyiruddin, dkk. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
W, Gulo. 2002. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Winarno
,dkk. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Genius Prima Media
Cet 1
file:///J:/uji-homogenitas.html
diakses pada tanggal 21 Juni 2014 pukul 20: 47 WIB
http:
//www.indodaf.com/2008/11/16 diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 11: 30 WIB
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/pengertian-desain-penelitian.html
diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 20: 30 WIB
http://suryanto-sahabatpena.blogspot.com/2011/01/dampak-penggunaan-facebook-sebagai.html.
Diunduh tanggal 27 Mei 2014, pukul. 18: 10 WIB
www.
Touchme-mediasolution.com/CD-Interaktif diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul
10: 30 WIB
Y2n,
Media Interaktif, http.//endonesa.wordpress.com/ ajaran-pembeljran/
media interaktif/ 2008/ 11/16 diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 10: 35 WIB
[1] Ibrahim
dan Suparni. 2008. Strategi pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: Sukses Offset., hal. 35
[2] Rivai,
Ahmad dan Sujana, Nana. 1989. Teknologi
Pendidikan. Bandung: Sinar baru Olgesindo., hal. 113
[5] Sardiman. 2011. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 19. Jakarta: Raja Grafindo Persada., hal
5
[6] A
Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo,. Hal. 89
[7] Azhar
Arsyad. 2003. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada., hal 3
[8] Usman, dkk. 2002. Media
Pembelajaran cet 1. Jakarta: Ciputat Press., hal 1
[9] Azhar Arsyad. Op. Cit
[10] Ibid., hal 4
[11] Ibid., hal 1
[12]
Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet 1. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada., hal 22
[13]
Sudarman Denim. 2010. Media Komunikasi Pendidikan Cet 3. Jakarta: Bumi Aksara., hal 4
[14] Ibid., hal 7
[15] Ibid., hal 2
[16] A
Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar
Mengajar Cet 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo., hal 19
[17] Arsyad.
2011. Media Pembelajaran Cet 14. Jakarta: Raja Grafindo Persada., hal
15-16.
[21]Winarno
,dkk. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Genius Prima Media
Cet 1,. Hal. 6
[22] Ibid
[24] Y2n, Media Interaktif,
http.//endonesa.wordpress.com/ ajaran-pembeljran/ media interaktif/ 2008/ 11/16
diunduh pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 10: 35 WIB
[26] Mulyono
Abdurahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta., hal. 37
[29]http://suryanto-sahabatpena.blogspot.com/2011/01/dampak-penggunaan-facebook-sebagai.html. Diunduh tanggal 27 Mei
2014, pukul. 18: 10 WIB
[30] Yan
Ledisterra. 2012. Pengaruh
Kemampuan Analogi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas X SMA N 1
Kuningan Kabupaten Kuningan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati, hal. 71
[31] Zaenal
Arifin. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA
Islamic Center Cirebon. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, hal. 79-80
[32] Nur
‘Afifah. 2010. Pengaruh Pemberian Refleksi Tugas Pekerjaan Rumah (PR)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Operasi Bentuk
Aljabar Di SMP N 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati, hal 84-85
[33] Suharsimi,
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, hal. 270
[34] http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/pengertian-desain-penelitian.html diunduh pada tanggal 20
Mei 2014 pukul 20: 30 WIB
[38]Mantra Ida Bagus. 2004. Filsafat Penelitian dan
Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., hal. 119
[40] Edi
Prio Baskoro dan Ahmad Mabruri Wihaskoro. 2013. Model Evaluasi Pembelajaran. Belum Diterbitkan. Hal. 28-29
[47] Ating
Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi
Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia., hal. 48
[62] Sambas
Ali Muhidin & Maman Abdurahman. 2011. Analisis
Korelasi, Regresi, & Jalur Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia,
hal. 163
Tidak ada komentar:
Posting Komentar